Cara Menghitung Depresiasi

>Hello Sohib EditorOnline! Apa kabar? Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang depresiasi dan cara menghitungnya. Depresiasi merupakan penurunan nilai aset secara bertahap akibat penggunaan atau usia. Untuk menghitung depresiasi dengan benar, kita harus memahami berbagai metode yang tersedia dan faktor-faktor yang memengaruhi perhitungan tersebut.

Apa itu Depresiasi?

Depresiasi adalah penurunan nilai aset dalam jangka waktu tertentu. Ini terjadi karena abrasi, keausan, atau perubahan teknologi. Depresiasi akan terjadi pada aset berwujud seperti bangunan atau kendaraan yang digunakan berulang kali selama masa pakai. Namun, aset tak berwujud seperti hak paten atau merek dagang juga dapat mengalami depresiasi.

Perbedaan antara harga beli aset dengan nilai jual atau nilai bukunya disebut nilai depresiasi. Nilai ini merupakan pengurangan mulai dari harga beli aset semula hingga nilai jual atau nilai bukunya saat ini. Misalnya, jika harga beli mobil adalah Rp 100 juta, dan nilai jual saat ini hanya Rp 70 juta, nilai depresiasinya sebesar Rp 30 juta.

Metode Menghitung Depresiasi

Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menghitung depresiasi. Metode pilihan tergantung pada faktor-faktor seperti jenis aset, masa pakai, dan estimasi nilai jual yang diinginkan.

Metode Garis Lurus

Metode garis lurus atau straight-line method merupakan metode yang paling sederhana dalam menghitung depresiasi. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa nilai aset berkurang dengan jumlah yang sama setiap tahun selama masa pakai.

Jika mobil memiliki harga beli sebesar Rp 100 juta dan masa pakai selama 5 tahun, maka depresiasi tiap tahunnya adalah:

Tahun Nilai Aset Depresiasi
1 Rp 100.000.000 Rp 20.000.000
2 Rp 80.000.000 Rp 20.000.000
3 Rp 60.000.000 Rp 20.000.000
4 Rp 40.000.000 Rp 20.000.000
5 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000

Setelah 5 tahun, mobil tersebut memiliki nilai buku sebesar Rp 0. Total nilai depresiasi adalah Rp 100 juta – Rp 0 = Rp 100 juta.

Metode Saldo Menurun Tetap

Metode saldo menurun tetap atau declining balance method didasarkan pada asumsi bahwa nilai depresiasi pada tahun pertama lebih tinggi daripada tahun-tahun berikutnya. Persentase depresiasi dihitung berdasarkan persentase sisa nilai buku pada tahun sebelumnya.

Jika mobil memiliki harga beli sebesar Rp 100 juta dan persentase depresiasi sebesar 40%, maka depresiasi tiap tahunnya adalah:

Tahun Nilai Aset Persentase Depresiasi
1 Rp 100.000.000 40% Rp 40.000.000
2 Rp 60.000.000 40% Rp 24.000.000
3 Rp 36.000.000 40% Rp 14.400.000
4 Rp 21.600.000 40% Rp 8.640.000
5 Rp 12.960.000 40% Rp 5.184.000

Setelah 5 tahun, mobil tersebut memiliki nilai buku sebesar Rp 0. Total nilai depresiasi adalah Rp 100 juta – Rp 0 = Rp 100 juta.

Metode Satuan Produksi

Metode satuan produksi atau unit-of-production method digunakan jika penggunaan aset berfluktuasi dari tahun ke tahun. Metode ini menghitung depresiasi berdasarkan jumlah satuan produksi atau penggunaan aset selama masa pakai.

TRENDING 🔥  Cara Membuat Donat Sendiri di Rumah

Misalnya, sebuah pabrik ingin menghitung depresiasi mesin yang digunakan untuk memproduksi barang. Mesin tersebut memiliki harga beli sebesar Rp 1 miliar, masa pakai selama 10 tahun, dan kapasitas produksi sebesar 100.000 unit produk. Jika di tahun pertama digunakan untuk memproduksi 10.000 unit produk, maka depresiasi tiap unit produk adalah:

Depresiasi per unit produk = (Harga beli – nilai residu) / jumlah unit produksi selama masa pakai

Depresiasi per unit produk = (Rp 1.000.000.000 – Rp 0) / 100.000 unit = Rp 10.000 per unit

Depresiasi di tahun pertama = 10.000 x Rp 10.000 = Rp 100 juta

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Depresiasi

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi perhitungan depresiasi.

Jenis Aset

Nilai depresiasi akan berbeda-beda tergantung pada jenis aset. Aset yang lebih mudah rusak atau lebih cepat ketinggalan zaman akan mengalami depresiasi yang lebih cepat. Misalnya, mesin-mesin industri memiliki masa pakai yang singkat karena teknologi selalu berkembang, sedangkan gedung-gedung memiliki masa pakai yang lebih panjang karena kurang terpengaruh oleh perubahan teknologi.

Masa Pakai

Masa pakai aset adalah faktor penting dalam menghitung depresiasi. Semakin lama masa pakai, semakin lama pula perhitungan depresiasi dilakukan. Beberapa jenis aset, seperti gedung atau jalan tol, memiliki masa pakai yang sangat panjang, sedangkan mesin-mesin pabrik atau kendaraan hanya memiliki masa pakai beberapa tahun saja.

Nilai Residu

Nilai residu atau nilai jual di masa depan adalah faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam menghitung depresiasi. Semakin tinggi nilai residu, maka semakin kecil nilai depresiasi. Sebaliknya, jika nilai residu sangat rendah, maka nilai depresiasi akan sangat besar.

Metode Perhitungan Depresiasi

Metode perhitungan depresiasi yang digunakan juga memengaruhi hasil perhitungan. Metode garis lurus cocok digunakan pada aset yang memiliki masa pakai yang stabil. Sedangkan metode saldo menurun tetap cocok digunakan pada aset baru yang nilai residunya masih tinggi. Metode satuan produksi cocok digunakan pada aset yang digunakan langsung dalam produksi atau pengolahan.

FAQ Cara Menghitung Depresiasi

1. Apa itu depresiasi?

Depresiasi adalah penurunan nilai aset dalam jangka waktu tertentu akibat penggunaan atau usia.

2. Mengapa kita perlu menghitung depresiasi?

Kita perlu menghitung depresiasi agar dapat menentukan nilai buku aset dan menghitung beban depresiasi pada laporan keuangan.

3. Apa saja metode yang digunakan untuk menghitung depresiasi?

Beberapa metode yang biasa digunakan untuk menghitung depresiasi antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun tetap, dan metode satuan produksi.

4. Apa yang memengaruhi perhitungan depresiasi?

Faktor-faktor yang memengaruhi perhitungan depresiasi antara lain jenis aset, masa pakai, nilai residu, dan metode perhitungan depresiasi.

5. Apakah ada batasan dalam menghitung depresiasi?

Tidak ada batasan dalam menghitung depresiasi, selama perhitungan dilakukan dengan benar dan mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi.

Cara Menghitung Depresiasi