Cara Menghitung NPV: Panduan Lengkap

>Halo Sohib EditorOnline! Apa kabar? Pada kesempatan kali ini, kami ingin berbagi informasi tentang cara menghitung NPV (Net Present Value) yang berguna dalam menghitung nilai masa depan investasi. NPV merupakan salah satu metode analisis investasi yang sangat penting untuk dipahami terutama bagi para pelaku bisnis yang ingin merencanakan keuangan mereka secara lebih matang.

Apa itu NPV?

NPV merupakan pembaharuan (reinvestasi) keuangan yang memungkinkan suatu investasi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dalam ketentuan ini, investasi akan memungkinkan adanya penggunaan uang yang lebih efisien dan meningkatkan nilai uang yang diinvestasikan.

Secara sederhana, NPV adalah selisih antara jumlah nilai investasi dengan nilai sekarang dari arus kas yang diterima di masa depan. Dengan mengetahui NPV, pelaku bisnis bisa memperkirakan apakah sebuah investasi akan menghasilkan keuntungan atau kerugian. Investasi yang memiliki NPV positif dianggap menguntungkan, sedangkan investasi dengan nilai NPV negatif dianggap tidak menguntungkan.

Contoh: Jika investasi menghasilkan arus kas sebesar Rp 50 juta pada tahun ke-1, Rp 30 juta pada tahun ke-2, dan Rp 20 juta pada tahun ke-3, dan tingkat diskonto sebesar 8 persen, maka NPV dihitung sebagai berikut:

Tahun Arus Kas (Rp) Nilai Diskonto Nilai Diskon
1 50.000.000 1,08 46.296.296
2 30.000.000 1,1664 25.712.108
3 20.000.000 1,2597 12.274.485
Total 100.000.000 84.282.888

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa NPV dari investasi tersebut sebesar Rp 84.282.888.

Langkah-langkah Menghitung NPV

Untuk menghitung NPV, Anda perlu mengikuti beberapa langkah berikut:

1. Tentukan arus kas proyek atau investasi

Arus kas proyek atau investasi adalah uang masuk dan uang keluar yang terkait dengan pelaksanaan proyek atau investasi. Untuk menghitung NPV, Anda perlu menentukan besar arus kas yang terkait dengan proyek atau investasi. Arus kas ini bisa terdiri dari biaya awal proyek, pendapatan, pengeluaran, dan penerimaan kas yang akan terjadi di masa depan.

Anda harus mengetahui besarnya arus kas yang diharapkan dari investasi dalam beberapa periode kedepan. Misalnya, pada tahun pertama setelah investasi, arus kas sebesar Rp 50 juta, pada tahun kedua sebesar Rp 30 juta, dan pada tahun ketiga sebesar Rp 20 juta.

2. Tentukan tingkat diskonto

Tingkat diskonto adalah tarif bunga atau kesempatan biaya yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa depan. Pada umumnya, tingkat diskonto ditentukan berdasarkan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan.

Anda harus mengetahui tingkat diskonto yang berlaku pada saat perhitungan. Misalnya, jika tingkat diskonto yang berlaku adalah 8 persen, berarti tarif bunga atau kesempatan biaya yang digunakan adalah 8 persen dalam setahun.

3. Hitung nilai sekarang dari arus kas

Setelah mengetahui arus kas proyek atau investasi dan tingkat diskonto, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai sekarang dari arus kas. Nilai sekarang dari arus kas dihitung dengan membagi arus kas di masa depan dengan faktor diskonto.

TRENDING 🔥  Cara Meniup Balon - Panduan Lengkap untuk Pemula

Contoh: Jumlah arus kas sebesar Rp 50 juta pada tahun ke-1, Rp 30 juta pada tahun ke-2, dan Rp 20 juta pada tahun ke-3, dengan tingkat diskonto sebesar 8 persen, maka faktor diskonto dihitung sebagai berikut:

Tahun Faktor Diskonto
1 0,926
2 0,8573
3 0,7938

Dari tabel di atas, faktor diskonto untuk tahun ke-1 sebesar 0,926, tahun ke-2 sebesar 0,8573, dan tahun ke-3 sebesar 0,7938.

Selanjutnya, nilai sekarang dari arus kas dihitung sebagai berikut:

Tahun Arus Kas (Rp) Faktor Diskonto Nilai Sekarang (Rp)
1 50.000.000 0,926 46.296.296
2 30.000.000 0,8573 25.712.108
3 20.000.000 0,7938 15.876.963
Total 100.000.000 87.885.366

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai sekarang dari arus kas tersebut sebesar Rp 87.885.366.

4. Hitung NPV

Setelah mengetahui nilai sekarang dari arus kas, langkah terakhir adalah menghitung NPV. NPV dihitung dengan mengurangkan investasi awal dengan nilai sekarang dari arus kas.

Contoh: Jika investasi awal sebesar Rp 75 juta dan nilai sekarang dari arus kas sebesar Rp 87.885.366, maka NPV dihitung sebagai berikut:

NPV = Nilai sekarang dari arus kas – Investasi awal

NPV = Rp 87.885.366 – Rp 75.000.000

NPV = Rp 12.885.366

Dengan demikian, NPV dari investasi tersebut sebesar Rp 12.885.366. Investasi tersebut dianggap menguntungkan karena memiliki NPV yang positif.

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan NPV?

NPV merupakan salah satu metode analisis investasi yang digunakan untuk menghitung nilai masa depan investasi. NPV merupakan selisih antara jumlah nilai investasi dengan nilai sekarang dari arus kas yang diterima di masa depan. Investasi yang memiliki NPV positif dianggap menguntungkan, sedangkan investasi dengan nilai NPV negatif dianggap tidak menguntungkan.

2. Mengapa perlu menghitung NPV?

NPV membantu pelaku bisnis dalam memperkirakan hasil investasi dan mengevaluasi proyek yang direncanakan. Dengan menghitung NPV, pelaku bisnis bisa memutuskan apakah sebuah investasi layak dilakukan atau tidak.

3. Apa yang dimaksud dengan tingkat diskonto?

Tingkat diskonto adalah tarif bunga atau kesempatan biaya yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa depan. Pada umumnya, tingkat diskonto ditentukan berdasarkan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan.

4. Bagaimana cara menghitung NPV?

Untuk menghitung NPV, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:

  1. Tentukan arus kas proyek atau investasi
  2. Tentukan tingkat diskonto
  3. Hitung nilai sekarang dari arus kas
  4. Hitung NPV

5. Apa yang dimaksud dengan arus kas?

Arus kas adalah uang masuk dan uang keluar yang terkait dengan pelaksanaan proyek atau investasi. Untuk menghitung NPV, Anda perlu menentukan besar arus kas yang terkait dengan proyek atau investasi. Arus kas ini bisa terdiri dari biaya awal proyek, pendapatan, pengeluaran, dan penerimaan kas yang akan terjadi di masa depan.

Cara Menghitung NPV: Panduan Lengkap